UPAYA VEGETASI
DENGAN BUDIDAYA ALPUKAT
Oleh : Mukayin, SP
PK CDK Wilayah Pacitan
SEKILAS TENTANG POHON ALPUKAD
Pohon alpukat ini awalnya banyak tumbuh di Meksiko dan
Amerika tengah. Namun, seiring berjalannya waktu dan peningkatan aktivitas
perdagangan global, pohon serta buah alpukat semakin dikenal hingga ke seluruh
penjuru dunia. Tanaman ini umumnya banyak ditanam sebagai tanaman perkebunan
monokultur. Tapi di daerah tropis seperti di Indonesia, khususnya di wilayah
kecamatan Kebonagung kabupaten Pacitan tanaman apokat sering dijumpai sebagai
tanaman yang ditanam di area pekarangan yang digunakan sebagai tanaman penghijauan
lingkungan. Tanaman alpukat apabila sudah berbuah mempunyai nilai ekonomis yang
tinggi bila dipasarkan sehingga dapat membantu peningkatan pendapatan
masyarakat dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan.
Pohon, dengan batang mencapai tinggi 20 m dengan ukuran daun sepanjang 12
hingga 25 cm serta tajuk daun mencapai 2-3 m. Tanaman ini juga bagus
digunakan untuk tanaman penutup lahan (vegetasi), baik untuk meresapkan
semaksimal mungkin air hujan ke dalam tanah (infiltrasi) sangat menunjang dalam
upaya pelestarian alam. Bunganya tersembunyi dengan warna hijau
kekuningan dan ukuran 5 hingga 10 milimeter. Ukurannya bervariasi dari 7 hingga
20 sentimeter, dengan massa 100 hingga 1000 gram; biji yang besar, 5 hingga 6,4
sentimeter.
Buahnya bertipe buni,
memiliki kulit lembut tak rata berwarna hijau tua hingga ungu kecoklatan,
tergantung pada varietasnya. Daging buah alpukat berwarna hijau muda dekat kulit
dan kuning muda dekat biji, dengan tekstur lembut.
Pohon alpukat sering dimanfaatkan buahnya karena bisa dimakan
atau diolah menjadi berbagai hidangan yang lezat. Kegunaan dari pohon alpukat
tidak hanya itu, tanaman alpukat ini mempunyai berbagai macam manfaat untuk
manusia. Manfaat lain dari daging buah alpukat adalah untuk bahan dasar
kosmetik. Bagian lain yang dapat dimanfaatkan adalah daunnya yang muda sebagai
obat tradisional (obat batu ginjal, rematik).
A. Syarat Pertumbuhan
Curah hujan minimum untuk pertumbuhan adalah 750-1000 mm/tahun.
Dapat tumbuh dengan subur pada
dataran rendah beriklim tropis dengan curah hujan
2500 mm/tahun. Untuk daerah dengan curah hujan
kurang dari kebutuhan minimal (2-6
bulan kering), tanaman alpukat
masih dapat tumbuh asal kedalaman air
tanah maksimal 2 m. Kebutuhan
cahaya
matahari
untuk
pertumbuhan
alpukat berkisar
40-80 %.
Suhu optimal untuk pertumbuhan alpukat berkisar antara 12,8-28,3 derajat C. Tanaman alpukat agar tumbuh optimal memerlukan tanah gembur, tidak mudah tergenang
air, (sistem drainase/pembuangan air yang baik), subur dan banyak mengandung bahan organik. Jenis tanah lempung berpasir, lempung liat, dan
lempung endapan. pH tanah sedikit asam sampai dengan netral (5,6 – 6,4)
A. Cara Budidaya
1. Persiapan Bibit Alpukat
Bibit pohon alpukat dapat diperoleh dengan 3
cara yaitu dengan cara cangkok atau setek batang, melalui biji, dan juga
okulasi atau sambung pucuk.
Ø
Melalui
Cangkok
Pilihlah cabang yang subur , tidak memiliki
banyak cabang baru, tidak terlalu tua ataupun muda, cabang tersebut merupakan
cabang pohon indukan yang memiliki riwayat buah yang baik mulai dari rasanya,
ketahanananya terhadap serangan hama dan penyakit dan lain sebagainya.
Setelah cabang cangkok memiliki akar, maka
potonglah bagian pangkal cabang sekitar 3 cm dari cangkokan. Jika sudah,
selanjutya tanam cabang cangkok tersebut dalam polybag semai dengan terlebih
dahulu penutup cangkokan dibuka. Letakkan bibit alpukat pada tempat yang teduh,
lakukan penyiraman secara rutin, serta lakukan perawatan lainnya hingga bibit
cangkok memiliki banyak akar dan dapat dipindahtanamkan pada lahan tanam.
Ø
Melalui
Biji
Apabila anda akan menanam alpukat dari biji,
maka anda perlu penyemaian biji terlebih dahulu. Buah alpukat yang sudah tua di
belah kemudian bijinya diambil, selanjutnya biji dijemur selama sekitar 3 jam
setelah itu letakkan pada tempat yang teduh. Semailah biji benih pada polybag
semai, lakukan perawatan pada biji benih hingga tumbuh menjadi bibit dengan
ketinggian sekitar 1 meter atau siap di pindah tanamkan pada lahan tanam.
Ø
Melalui
Sambung Pucuk atau Okulasi
Apabila anda ingin pohon alpukat yang anda semai
dari biji dapat cepat berbuah , anda dapat memilih cara sambung pucuk ini.
Caranya ambillah tunas pohon alpukat yang telah berbuah sebagai batang atas dan
pohon alpukat hasil semai biji menjadi batang bawah.
2. Persiapan Lahan Tanam
Lahan yang akan digunakan untuk budidaya alpukat
ini diolah terlebih dahulu, bersihkan semua gulma atau tanaman pengganggu,
pepohonan, hingga batu yang ada pada lahan tanam. Setelah itu, gemburkan lahan
tanam dengan cara dibajak atau di cangkul, kemudian di cangkul halus sebanyak 2
hingga 3 kali.
3. Persiapan Lubang Tanam
Setelah lahan tanam siap, selanjutnya buatlah
lubang tanam dengan ukuran lubang tanam sekitar 60 cm x 60 cm dengan kedalaman
sekitar 60 hingga 80 cm. Namun bila anda menanam bibit alpukat hasil cangkok,
buatlah lubang tanam yang relatif lebar dan apabila dari biji maka lubang tanam
di buat lebih dalam.
Jika bibit yang akan ditanam banyak maka lubang
tanam dibuat dengan jarak yang sama yaitu sekitar 6 m x 6 m. Jika lubang tanam
telah dibuat, selanjutnya isi lubang tanam dengan pupuk kandang hingga 2/3
bagian lubang tanam. Biarkan pupuk meresap sempurna dalam tanah maka diamkan
lubang tanam selama sekitar 3 hingga 4 minggu.
4. Penanaman Bibit Tanaman Alpukat
Setelah bibit dan lubang tanam siap, segera
lakukan penanaman. Masukkan bibit dalam lubang tanam yang telah disiapkan namun
sebelum dimasukkan polybag semai dibuka dahulu dengan hati-hati, jangan sampai
media semai hancur. Setelah bibit dimasukkan dalam lubang tanam, timbun kembali
dengan tanah bekas galian lubang. Selanjutnya lakukan penyiranam.
5. Penyiraman Tanaman
Lakukan penyiraman setiap hari pada bibit yang
baru ditanam karena bibit tersebut membutuhkan banyak air. Penyiraman tersebut
dilakukan setiap pagi atau sore hari dan apabila hujan tidak perlu dilakukan
penyiraman.
6. Penyiangan
Lakukan penyiangan secara rutin pada gulma atau
tanaman pengganggu lainnya yang ada disekitar tanaman alpukat.
7. Penggemburan Tanah
Gemburkan tanah yang ada disekitar tanaman
alpukat, karena tanah yang terkena siram setiap hari akan memadat dan asupan
udara mengurang sehingga tanaman kesulitan menyerap nutrisi yang dibutuhkannya.
Penggemburan ini harus dilakukan dengan hati-hati agar akar tidak putus.
8. Pemangkasan Tanaman Alpukat
Apabila cabang yang tumbuh terlalu rapat atau
cabang ada yang mati maka lakukan pemangkasan. Setelah dipangkas, bagian bekas
pangkas di beri fungisida agar tidak terinfeksi jamur atau penyakit.
9. Pemupukan Tanaman
Lakukan pemupukan secara teratur sebanyak 4 kali
dalam setahun dengan jumlah pupuk yang diberikan bergantung pada umur tanaman.
Pupuk yang biasa digunakan untuk pemupukan adalah pupuk urea, TSP, dan KCl.
Pemupukan dilakukan dengan cara dimasukan dalam lubang yang dibuat melingkar
dibawah tajuk tanaman dengan kedalaman sekitar 30 cm hingga 40 cm.
10. Hama dan Penyakit Yang Sering Menyerang Tanaman Alpukat
Hama dan penyakit yang sering menyerang tanaman alpukat
antara lain ulat kupu-kupu gajah (Attacus atlas L), Ulat kipat (Cricula
trisfenestrata Helf), penyakit antraknosa (jamur Colletotrichum gloeosporioides
(Penz.) sacc.), serta penyakit bercak daun atau bercak cokelat
(Pseudocercospora purpurea). Semua hama penyakit tersebut dapat diatasi dengan
penanganan yang tepat seperti penggunaan insektisida sesuai dosis, atau cara
yang lainnya.
11. Pemanenan Buah Alpukat
Alpukat akan mulai berbuah setelah berumur
sekitar 10-15 tahun jika ditanam melalui biji, jika ditanam dengan sistem
vegetatif biasanya akan mulai berbuah setelah berumur sekitar 5 hingga 8 tahun
bergantung pada perawatan yang diberikan. Biasanya buah akan dapat dipanen
setelah 6 hingga 7 bulan setelah bunga mekar.