Jumat, 09 September 2022

AGROFORESTRY PILIHAN TEPAT DALAM PENGELOLAAN LAHAN KERING       

        Berada di ketinggian 540 Mdpl dengan topografi berbukit tepatnya di desa Sanggrahan kecamatan Kebonagung kabupaten Pacitan di kawasan Kelompok tani Hutan Buana Jaya I melakukan pengelolaan lahannya yang mayoritas berupa hutan rakyat. Lahan tersebut keseluruhan merupakan lahan hutan hak. Mata pencaharian mereka mayoritas bertani di mana kehidupan mereka bergantung pada hasil dari lahan yang dimilikinya yang berupa persawahan sebagai penghasil pangan dan mayoritas lahan kering sebagai penopang kehidupan mereka  sehari-hari.        

   Mensikapi hal tersebut di atas seiring berkembangnya tuntutan kebutuhan hidup mereka mulai berubah dalam pengelolaan lahan keringnya dari berawal budidaya tanaman pangan berupa padi gogo, ketela pohon, jagung, kacang tanah beralih ke tanaman kehutanan baik tanaman kayu-kayuan berupa sengon laut, jabon, balsa, akasia dan mpts berupa kopi, apokat, durian, kakao, cengkeh, kelapa serta memanfaatkan bawah tegakan dengan berbagai macam tanaman seperti jahe,kencur, kapulaga, laos, porang. Pola seperti ini kita kenal dengan pola agroforestry. 


            Agroforestry adalah pola pengelolaan lahan yang mengkombinasikan komoditi pertanian dengan komoditi kehutanan. Misalnya komoditi kopi, kakao yang membutuhkan naungan dalam perkembangannya dikombinasikan dengan tanaman sengon, jabon, balsa, apokat, durian, manggis, duku . Kemudian di bawah tegakannya dimanfaatkan dengan tanaman empon-empon seperti kapulaga, jahe, kencur, laos, porang. Dengan berbagai jenis tanaman ini diharapkan salah satu diantaranya apabila terjadi turunnya harga atau tidak panennya komoditi masih bisa menopang kebutuhan hidup sehari – hari.



            Pola ini ternyata sangatlah membantu terhadap pemenuhan kebutuhan hidup mereka. Selain untuk  pemenuhan kebutuhan sehari- hari secara konservasi upaya penutupan lahan dengan vegetas dapat diwujudkan, sehingga erosi, tanah longsor dan banjir dapat dikendalikan, Proses infiltrasi dapat ditingkatkan, sehingga ketersediaan air tanah dapat terjaga sehingga kebutuhan air untuk kebutuhan sehari- hari dapat tercukupi.  Mereka tidak pernah mengalami krisis air. Hampir setiap rumah mengambil air dari sumber yang berada di hutan dan diailrkan ke rumah dengan menggunakan slang tanpa pompa air.

 

Manfaat penerapan sistem agroforestry ditinjau dari beberapa pihak atau sudut pandang: pertanian, petani, dan kehutanan.

1. Sudut pandang pertanian

Agroforestry merupakan salah satu model pertanian berkelanjutan yang tepat- guna, sesuai dengan keadaan petani. Pengembangan pertanian komersial khususnya tanaman semusim, menuntut terjadinya perubahan sistem produksi secara total menjadi sistem monokultur dengan masukan energi, modal, dan tenaga kerja dari luar yang relatif besar yang tidak sesuai untuk kondisi petani. Selain itu, percobaan-percobaan yang dilakukan untuk meningkatkan produksi tanaman komersial selalu dilaksanakan dalam kondisi standar yang berbeda dari keadaan yang lazim dihadapi petani.  Tidak mengherankan bila banyak hasil percobaan mengalami kegagalan pada tingkat petani.

Agroforestry mempunyai fungsi ekonomi penting bagi masyarakat setempat. Peran utama agroforestry bukan sebagai penghasil bahan pangan, melainkan sebagai sumber penghasil pemasukan uang dan modal. Misalnya: kebun kopi, cengkeh dan kebun tanaman buah-buahan (manggis, duku, durian, rambutan) menjadi andalan pemasukan modal  menjadi satu-satunya sumber uang tunai bagi keluarga petani. Agroforestry mampu menyumbang 50% hingga 80% pemasukan dari pertanian di pedesaan melalui produksi langsung maupun tidak langsung yang berhubungan dengan pengumpulan, pemrosesan dan pemasaran hasilnya.

2.Sudut pandang petani

Keunikan konsep pertanian komersial agroforestry adalah karena sistem ini bertumpu pada keragaman struktur dan unsur-unsurnya, tidak terkonsentrasi pada satu spesies saja. Usaha memperoleh produksi komersial ternyata sejalan dengan produksi dan fungsi lain yang lebih luas. Hal ini menimbulkan beberapa konsekuensi menarik bagi petani.

Aneka hasil kebun hutan sebagai "bank" yang sebenarnya. Pendapatan dari agroforestry umumnya dapat menutupi kebutuhan sehari-hari yang diperoleh dari hasil-hasil yang dapat dipanen secara teratur misalnya kopi, cengkeh,dan buah-buahan.  Selain itu, agroforestry juga dapat membantu menutup pengeluaran tahunan dari hasil-hasil yang dapat dipanen secara musiman seperti buah-buahan, cengkeh, pala, dan lain-lain. Komoditas- komoditas lain seperti kayu bahan bangunan juga dapat menjadi sumber uang yang cukup besar meskipun tidak tetap, dan dapat dianggap sebagai cadangan tabungan untuk kebutuhan mendadak.


Struktur yang tetap dengan diversifikasi tanaman komersial, menjamin keamanan dan kelenturan pendapatan petani, walaupun sistem ini tidak memungkinkan adanya akumulasi modal secara cepat dalam bentuk aset-aset yang dapat segera diuangkan.  Keragaman tanaman melindungi petani dari ancaman kegagalan panen salah satu jenis tanaman atau risiko perkembangan pasar yang sulit diperkirakan.  Jika terjadi kemerosotan harga satu komoditas, spesies ini dapat dengan mudah ditelantarkan saja, hingga suatu saat pemanfaatannya kembali menguntungkan.  Proses tersebut tidak menimbulkan gangguan ekologi terhadap sistem kebun.  Petak kebun tetap utuh dan produktif dan spesies yang ditelantarkan akan tetap hidup dalam struktur kebun, dan selalu siap untuk kembali dipanen sewaktu-waktu. Sementara itu spesies-spesies baru dapat diperkenalkan tanpa merombak sistem produksi yang ada.

Ciri keluwesan yang lain adalah perubahan nilai ekonomi yang mungkin dialami beberapa spesies. Spesies yang sudah puluhan tahun berada di dalam kebun dapat tiba-tiba mendapat nilai komersil baru akibat evolusi pasar, atau pembangunan infrastruktur seperti pembangunan jalan baru.  Hal seperti ini telah terjadi pada buah durian, duku, manggis, cengkeh, kopi serta terakhir kayu ketika kayu dari hutan alam menjadi langka.

Melalui diversifikasi hasil-hasil sekunder, agroforestry menyediakan kebutuhan sehari-hari petani. Agroforest juga berperan sebagai "kebun dapur" yang memasok bahan makanan pelengkap (sayuran, buah, rempah, bumbu). Melalui keanekaragaman tumbuhan, agroforestry dapat menggantikan peran hutan alam dalam menyediakan hasil-hasil yang akhir-akhir ini semakin langka dan mahal seperti kayu bahan bangunan, bahan atap, tanaman obat, dan binatang buruan.

3.Sudut pandang kehutanan

Mekanisme sederhana untuk mengelola keanekaragaman

Seperti halnya pada semua lahan pertanian, sebagian terbesar agroforestry tercipta melalui tindakan penebangan dan pembakaran hutan. Perbedaan agroforestry dengan budidaya pertanian pada umumnya terletak pada tindakan yang dilakukan pada tumbuhan perintis yang berasal dari hutan.  Pada budidaya pertanian, keberadaan tumbuhan perintis alami dianggap sebagai gulma yang mengancam produksi tanaman pokok. Pada sistem agroforestry, petani tidak melakukan pembabatan hutan dengan sistem tebang habis, karena mereka menanami lahannya dengan tanaman campuran yaitu tanaman kayu-kayuan dan tanaman buah-buahan (mpts) .Tanaman kayu-kayuan misalnya sengon laut yang mayoritas ditanam di wilayah digunakan sebagai tanaman pelindung .

Pengembangan hasil hutan non-kayu

Tanaman kayu-kayuan merupakan unsur dominan hutan yang relatif sulit dan memerlukan waktu lama untuk diperbaharui. Eksploitasinya yang berbasis tegakan bukan individu pohon, mengakibatkan degradasi drastis seluruh ekosistem hutan. Hal ini memunculkan suatu usulan agar pihak-pihak kehutanan dalam arti luas lebih mengalihkan perhatiannya pada hasil hutan non-kayu (disebut juga hasil hutan minor) misalnya kopi,cengkeh tanaman buah-buahan (manggis, duku,durian) biji-bijian, tanaman empon-empon, porang.  Pemanenan hasil hutan non-kayu merupakan pengembangan sumber daya yang dapat mendukung konservasi hutan karena mengakibatkan kerusakan yang lebih kecil dibandingkan dengan pemanenan kayu.

Agroforestry yang bertumpu pada hasil hutan non-kayu, merupakan salah satu alternatif menarik terhadap domestikasi monokultur yang lazim dikerjakan.  Pengelolaan agroforestry tidak ekslusif pada satu sumber daya yang terpilih saja, tetapi memungkinkan kehadiran sumber daya lain yang mungkin tidak bermanfaat langsung bagi masyarakat.  Selain itu membangun agroforestry merupakan strategi masyarakat sekitar hutan untuk memiliki kembali sumber daya hutan yang pernah hilang atau terlarang bagi mereka. Agroforestry memungkinkan adanya pelestarian wewenang dan tanggung jawab masyarakat setempat atas seluruh sumber daya hutan.

Selasa, 23 Agustus 2022

BUDIDAYA LEBAH MADU (Aphis Cerana) DI PINGGIRAN KAWASAN HUTAN

        

            Berlokasi di pinggiran kawasan hutan dengan tanaman mayoritas eucaliptus alba dan pinus ada sebuah desa dengan luas wilayah 695,28 dengan kawasan hutan seluas 378,16 ha dan hutan rakyat seluas 69,75ha.  Desa tersebut bernama Ngilo-ilo yang berada di kecamatan Slahung kabupaten Ponorogo provinsi Jawa Timur. Posisi wilayah berada di sebelah barat dan selatan berbatasan dengan kabupaten Pacitan. Ketinggian tempat mulai 200-350 mdpl. Mayoritas penduduknya bekerja di bidang pertanian baik bidang tanaman pangan maupun tanaman kehutanan. Tanaman kayu-kayuan meliputi eucaliptus alba jati, randu, johar, asem, akasia serta tanaman produktif mayoritas mangga. Ada juga jeruk, jambu air, apokat.  

            Berbekal dengan kekayaan alam tersebut di desa Ngilo-ngilo ini kita jumpai masyarakatnya banyak yang berusaha budidaya lebah hutan (aphis cerana) dengan sistem yang masih tradisional. Apabila kita bekunjung ke desa ini akan banyak kita jumpai glodokan yang menggantung di samping rumah maupun di hutan. Mereka membuat glodokan yang berasal dari batang kelapa ataupun kayu randu yang dipotong dengan panjang sekitar 80cm , dibelah dan dibuat lubang di bagian dalamnya yang digunakan sebagai tempat koloninya. Glodokan ini ditempatkan di lokasi hutan digantung pada dahan pohon. Lebah aphis cerana akan menempati glodokan tersebut secara alami, tapi tidak mesti semua glodokan yang dipasang tergantung rejeki. Setelah ditempati lebah (aphis cerana) biasanya glodokan di bawa pulang dan ditempatkan digantung di samping rumah agar mudah dalam pengawasan dan pemeliharaannya. Selain dalam bentuk glodokan juga ada yang membuat sarang lebah dari papan kayu dalam bentuk stup.     

Glodokan dan stup lebah cerana yang berada di samping rumah

            Dari Budidaya lebah cerana ini teryata menambah kontribusi yang cukup berarti terhadap perekonomian masyarakat di sekitar hutan. Sebut saja pak Sarengat anggota KTH Krida Wana Lestari yang berdomisili di dusun Sukamaju. Dengan kepemilikan glodok sebanyak 30 buah yang terpasang di sekitar rumah dan di hutan dalam setahun ia bisa mendapatkan madu sebanyak 80 - 90 botol marjan 460 ml. Dalam penjualannya per botolnya dijual seharga Rp 250.000,- Bila kita total penghasilannya per tahun dari hasil madu sekitar 20 s/d 22,5 jt  per tahunnya atau sama dengan harga sapi jantan umur satu tahun.

Stup lebah madu aphis cerana

            Melihat potensi yang ada di KTH Krida Manunggal Lestari pada tahun 2022 Cabang Dinas Kehutanan Wilayah Pacitan memberikan bantuan stup lebah cerana beserta koloninya sebanyak 15 stup. Hal ini diharapkan dengan sarang dalam bentuk stup hasil madu lebih meningkat dan mudah dalam pemanenannya. Selain itu agar dapat lebih memotivasi masyarakat untuk melakukan budidaya cerana sehingga tujuan mewujudkan hutan lestari dan masyarakat sejahtera dapat direalisasikan.

Penyerahan bantuan stup lebah madu kepada KTH Krida Manunggal Lestari

Sedangkan cara budidaya lebah madu cerana dengan stup adalah sebagai berikut :

1.Stup Lebah Madu Aphis cerana

    Stup lebah madu aphis cerana terbuat dari papan kayu yang berukuran rata – rata panjang 40 cm lebar 30 cm dan tebal 25 cm. Pada bagian atas kita beri tutup agar mudah dalam proses panen. Lubang keluar masuk lebah juga harus kita buat dan didalamnya dibuat frame/bingkai sebagai tempat sarang lebah  Bentuk rumah lebah ini dikembangkan menyesuaikan dengan kebiasaan hidup lebah madu, yaitu 

§  Lebah madu selalu membuat sarangnya sejajar dengan jarak yang sama

§  Lebah madu selalu membuat sarang dari tempat paling tinggi dan melebar kemudian mengecil ke bagian bawah didalam rumah sarangnya.


2. Penyiapan Sarang Lebah Madu

      Setelah kandang siap, letakkan 4-5 baris sisir kayu  (bingkai) dengan yang terdapat jaring kawatnya. Letakkan didalam rumah tersebut, jangan lupa lapisi dengan royal jelly akar ratu lebah dan lebah lainnya nyaman tinggal didalam rumah yang kita siapkan.

 

3. Pemilihan Bibit Lebah Unggulan

     Lebah madu yang menghasilkan madu yang cukup banyak dan mudaah kita dapatkan adalah  lebah jenis aphis cerana. Yang harus kita siapkan adalah ratu lebah diletakkan pada bingkai yang sudah kita siapkan tadi, secara otomatis lebah pekerja dan lebah pejantan akan mengikuti dan mengerumuni bingkai yang berisi ratu lebah.

    Kita bisa memperoleh ratu lebah beserta koloninya di petani lebah yang menjualnya atau melakukan pencarian sendiri dihutan. Bagusnya kita membelinya dari petani karena lebahnya sudah tidak begitu agresif dan lebih unggulan.

Setelah 2 hari sarang lebah mulai terbentuk sel-selnya, lepaskan ratu lebah dari dalam bingkai agar pembuatn sarang bisa lebih besar dan luas didalam area rumah lebah Jangan lupa berikan tambahan makan seperti cairan madu dan royal jelly.


4. Perawatan Rumah Lebah

§          Perawatan rumah lebah harus kita perhatikan, biasanya hama yang menggangu rumah lebah adalah semut. Perawatannya adalah mengusahakan tempat kita menaruh lebah bersih dari semut, jika ada semut yang mengganggu biasa ada sarang disekitarnya. Seperti semut rangrang yang juga tinggal dipohon, kita bisa membersihkannya.

§  Jika kita menggunakan rumah modern seperti model kenya, pada kaki rumah lebah bisa kita beri air agar semut tidak naik ke rumah lebah.

§  Jika kita ingin memindahkan kadang lebah, lakukan pada malam hari karena pada saat malam lebah tidak cukup aktif dan tidak agresif

§  Untuk pemberian makan tambahan, berikan gula bercampur air mangkuk kecil taruh dekat sarang untuk pasokan makanan tambahan buat para lebah.


5. Pengembalaan Lebah Madu

    Lebah madu perlu kita lakukan pengembalaan, pengembalaan dilakukan dengan cara kita menyiapkan taman yang banyak bunga-bunganya disekitar penangkaran lebah. Tanaman-tanaman bunga yang bisa kita tanam seperti eucaliptus  alba, randu, jambu air, kopi, bunga mawar, bunga matahari dan bunga sepatu.


6. Cara Pemanenan Lebah Madu

        Sebelum melakukan pemanenan yang harus kita persiapkan adalah pakaian berani lebah yang tebal dilengkapi masker pelingdung wajah dan kepala, sarung tangun, catut pengambil bingkai sarang lebah. Masa panen sarang lebah bisa kita lakukan setelah 40 hari sejak pertama kali ratu lebah diletakkan didalam rumah.

       Selain itu gunakan alat pengasapan untuk mengusir lebah secara sementara, kita bisa mengambil bingkai / sisiran yang sudah dipenuhi sarang lebah madu. Jangan lupa amankan ratu lebah di tempat bingkai yang baru untuk budidaya lebah madu setelah panen. Setelah sisiran diambil, kupas sarang lebah tersebut bisa dengan alat penyongkel sarang lebah, lakukan dengan baik agari madu tidak terlalu terbuang saat proses pengelupasan. Setelah sarang lebah kita ambil, jangan lupa ekstrak sarang lebah tersebut dengan alat ekstraksi agar cairan madu yang dihasilkan lebih bersih dan maksimal. Royal jelly, biasanya terdapat pada sarang lebah yang masih nampak putih belum begitu kecoklatan. Madu pada sarang lebih yang masih muda ini juga tidak terlalu banyak. Selain madu, royal jelly juga bisa kita jual kepada pembeli, biasanya untuk pengobatan. Ampas sarang lebah sisa ekstraksi juga bisa kita masak untuk kita makan, sarang lebah mengandung gizi yang baik dan protein yang cukup tinggi, namun sebagian orang juga alergi setelah mengkonsumsi ampas sarang lebih. Jika terdapat gejala alergi lebih baik dihindari karena kelebihan protein tubuh kita juga tidak baik.

        Produk hasil panen lebah madu yaitu berupa cairan madu, ampas sarang lebah, dan larva lebah yang juga berkhasiat untuk penambah stamina. 

 

Kamis, 12 Mei 2022

TANAMAN PENDUKUNG EKONOMI RUMAH TANGGA

 

Pohon pinus terkenal dengan bentuk daunnya yang seperti jarum. Keberadaannya tidak jarang ditemukan di daerah pegunungan. Pohon yang memiliki bentuk kerucut ini sering dikira sebagai pohon cemara oleh orang awam karena kemiripannya. Tanaman Pinus akhir akhir ini semakin menjadi tanaman primadona di kalangan petani yang berada di tepi kawasan hutan.

Seperti halnya yang terjadi  di Kelompok Tani Hutan Bumi Tunggal Lestari yang tepatnya berada di desa Tugurejo kecamatan Slahung.  Walaupun Kelompok ini  baru 5 bulan melakukan sadap getah tanaman pinus secara intensif tapi sudah bisa merasakan bahwa hasil getahnya dapat digunakan sebagai pendukung ekonomi rumah tangga. Karena tanaman ini senatiasa memberikan penghasilan bagi pemiliknya sepanjang pemiliknya mau untuk menyadapnya. Dan hasil itu pasti dan kontinyu. Bermula dari itu mereka semakin intensif di dalam melaksanakan budidayanya maupun dalam menangani hasilnya.

KTH Bumi Tunggal Lestari berada di tepi kawasan hutan sehingga untuk upaya pengamanannya mereka melakukan inventarisasi terhadap pohon pinus miliknya. Dengan upaya ini diharapkan produksi dapat di perkirakan jumlahnya sehingga hal – hal yang tidak diinginkan misalnya pencurian getah di dalam kawasan dapat diminimalisir kejadiannya

Pohon pinus dapat tumbuh optimal dengan kondisi tanah yang berpasir dan memiliki serapan air yang baik. Kawasan tersebut dapat ditemukan di daerah dataran tinggi dan bersuhu 18 C hingga -3 C. Pohon ini termasuk dalam tumbuhan yang sangat mudah beradaptasi dan tahan terhadap perubahan cuaca ekstrim. Beberapa spesies bahkan dapat tumbuh setelah kebakaran hutan terjadi. Pohon yang sudah dewasa juga biasanya dapat beregenerasi dengan cepat. Kemampuan beradaptasi yang mumpuni membuat pohon ini mampu tumbuh pada tanah ber-pH asam maupun basa

Pohon ini sejatinya mampu tumbuh diberbagai ketinggian, namun tempat terbaik untuk memaksimalkan perkembangannya adalah tanah yang berada di ketinggian 400 hinga 2.000 mdpl. Pohon  yang ditanam pada ketinggian kurang dari 400 mdpl akan tumbuh tidak optimal karena suhu udara terlalu tinggi. Sebaliknya, jika tumbuhan ini ditanam pada ketinggian lebih dari 2.000 mdpl, proses fotosintesisnya akan terhambat. Adapun, curah hujan yang dibutuhkan pohon ini untuk tumbuh dengan baik berkisar pada angka 1.200 hingga 3.000 mm per tahun. Di Indonesia, pohon ini umumnya tumbuh di kawasan dengan ketinggian lebih dari 300 mdpl dengan curah hujan 4000 mm per tahun.

Manfaat Budidaya Pohon Pinus

Kemampuan untuk beradaptasi yang baik dan sifatnya mudah tumbuh dinilai sangat menguntungkan karena hampir seluruh bagian, seperti batang kayu, kulit, getah, dan daun memiliki segudang manfaat, mulai dari manfaat yang bernilai ekonomi, kesehatan fisik, hingga manfaat untuk sisi psikologis manusia. Manfaat ekonomi dari pohon ini didapat dari kayunya yang kuat dan kokoh. Bagian kayu pohon ini biasanya dimanfaatkan untuk bahan baku furniture, bahan baku kertas, bahan baku alat tulis, bahan baku peralatan seperti sumpit dan korek api, bahan baku peti kemas, hingga digunakan untuk konstruksi bangunan.

Selain itu, ada pula manfaat kesehatan yang dapat diperoleh, yaitu melalui ekstrak tumbuhan tersebut. Ekstrak pohon ini disebut dapat menjadi bahan baku produk suplemen, untuk pengobatan gangguan pernapasan, serta sebagai salah satu obat ampuh untuk meredakan nyeri otot. Sementara itu,  pohon ini juga dapat memberikan manfaat psikologis. Penelitian menyatakan bahwa berjalan-jalan di wilayah hutan pinus dapat mengurangi stress karena pemandangan hijau yang menyejukkan mata, juga otak dan paru-paru akan mendapatkan cukup oksigen bersih. Oleh karena itu, hutan pinus dapat dijadikan sebagai salah satu area wisata untuk keluarga

Manfaat Pohon Pinus untuk Kebutuhan Industri

Selain manfaat pinus dalam bidang kesehatan, pinus juga memiliki manfaat dalam bidang industri. Getah pohon pinus diketahui memiliki manfaat untuk sektor industry. Getah pinus yang diolah menghasilkan gondorukem dan bahan baku industri. Getah pohon pinus bermanfaat bagi industri, antara lain sebagai bahan baku untuk cat, bahan baku plastik, bahan baku sabun, dan sebagai bahan baku produk industri.

 

Budidaya Pohon Pinus

 


Pohon pinus yang memiliki karakteristik cepat beradaptasi dan pendatang (invasive) ini tergolong mudah dalam budidayanya. Pohon jenis ini terkenal dikarenakan dapat hidup di berbagai jenis tanah, salah satunya tanah kering dan lahan yang telah terbakar. Adanya sifat pohon pinus tersebut membuat keuntungan yang tinggi kepada pengusaha industri yang menggunakan setiap bagian pohon pinus. Budidaya Pinus dapat dilakukan melalui 2 metode yaitu dari bibit pinus dan benihnya. Berikut adalah cara penanaman dengan menggunakan 2 metode tersebut yaitu :

a.      Menanam Bibit Pinus

·         Memilih bibit yang tepat dari jenis pinus yang disesuaikan dengan iklim dan ketinggian tempat

·         Memilih tempat dan waktu yang tepat. Mempertimbangkan apakah bibit langsung ditanam pada tanah ataupun menggunakan wadah. Perlu diingat di awal pertumbuhan pinus membutuhkan naungan dan air yang cukup agar tetap terhidrasi dan tidak rusak akibat panas matahari.

·         Lakukan penyiraman agar tanah disekitar tempat tumbuh lembab. Jangan memberikan air berlebihan, apabila akar pinus terendam maka pinus akan mati.

·         Tanam pinus di sisi barat, di tempat yang jauh dari matahari, bersuhu dingin, terlindung, dan pada area yang luas

·         Perhatikan cuaca ketika melakukan penanaman, yaitu tidak ditanam pada kondisi berangin, kering, dengan suhu ≥ 30⁰ celcius. Namun juga tidak terlalu dingin, misalnya ketika terdapat kandungan es didalam tanah.

·         Penanaman dilakukan dengan menggali lubang yang lebih besar dan dalam dari akar. Bagian dalam lubang harus diisi dengan tanah galian paling atas.

·         Lepaskan polybag pada bibit pinus agar sistem akar pinus dapat tumbuh dengan baik dan tidak terhalang.

b. Menanam Benih Pinus

  1.   Pilihlah biji pinus yang telah matang, ditandai benih berwarna coklat atau keunguan.
  2.   Simpan benih selama 30-60 hari sebelum memindahkannya wadah tanam atau pot.
  3.   Pindahkan bibit pinus yang sudah tumbuh ke area tanah luar dan lapang. Rata-rata  membutuhkan waktu sekitar setahun atau lebih.
  4.  Jika tidak ingin membeli benih, kita dapat mengumpulkan biji pinus yang berjatuhan dari pohon pinus dewasa atau memetiknya langsung dari ranting. Pilih biji pinus betina yang berukuran lebih besar karena mengandung benih pinus.
  5. Cara pengambilan benih pada biji dilakukan dengan cara meletakkan biji di tempat yang terpapar sinar matahari, agar biji menjadi kering dan terbuka sehingga benih dapat diambil.
  6. Benih yang diperoleh kemudian kemudian direndam air selama 24 hingga 48 jam. Air rendaman harus diganti setiap 12 jam sekali.
  7. Setelah 48 jam, biji yang tenggelam merupakan biji yang dapat digunakan sebagai benih.
  8. Simpan benih pada kain lembab dan cek secara berkala apakah tunas telah tumbuh.
  9. Letakkan benih yang bertunas pada pipa plastik khusus untuk menanam pinus, kemudian isi dengan campuran 80% kulit pohon pinus dan 20% gambut.


c. Pemeliharaan

Setelah melakukan penanaman, langkah selanjutnya adalah melakukan perawatan dan pemeliharaan. Pinus usia muda memerlukan perhatian dan perlindungan ekstra selama beberapa tahun pertama pertumbuhannya.

Setelah itu, pohon pinus dapat tumbuh secara mandiri. Perawatan yang dilakukan pada pinus muda, antara lain:

a. Meletakkan mulsa (pasak kayu yang ditancapkan di sekitar bibit atau benih) yang melingkari tanah sekitar pinus agar terhindar dari rumput liar.

b.  Perhatikan kelembaban tanah tempat tumbuh pinus. Pemberian air hanya dilakukan jika tanah terlihat retak dan menandakan bahwa tanah mengering.

c.  Pemasangan pipa plastik atau pagar kawat di lahan tumbuh pinus terkadang diperlukan agar terhindar dari serangan hewan herbivora.

d. Rajin memantau kondisi pohon pinus. Lakukan pemangkasan pada ranting yang bermasalah, seperti terkena penyakit jamur atau ranting mati.

 

Meski penanaman pohon pinus terbilang cukup mudah. Namun, sebaiknya menghindari pemberian pupuk. Sebab, pemberian pupuk dapat menyebabkan efek “terbakar” pada pinus.
Selain itu, serasah daun pinus yang kering dan batangnya yang mengandung getah memiliki sifat sangat mudah terbakar. Diperlukan kewaspadaan untuk mencegah dan mengendalikan jika tanaman pinus terbakar, yaitu:

Ø  Membuat jalur sekat bakar dan jalur hijau secara jelas dan tegas untuk menghambat rambatan api

Ø  Mempersiapkan satuan tugas pengendali kebakaran hutan serta kegiatan pencegahan berupa patroli rutin

Ø  Membangun jaringan komunikasi yang mencakup seluruh wilayah hutan pinus

Ø  Tindak cepat dan tepat untuk evakuasi dan pemadaman jika terjadi kebakaran

 

Dampak Negatif

Begitu banyak manfaat pohon pinus bagi kehidupan, kesehatan, dan juga perekonomian manusia. Namun, ternyata pohon pinus memiliki sejumlah efek negatif bagi lingkungan sekitar serta kesehatan manusia sebagai, antara lain:

-          Pertumbuhan invasif dan agresif

-          Menghisap seluruh unsur hara dan air kawasan sekitarnya

-          Menghambat air hujan yang turun ke permukaan tanah

-          Menghisap aliran air bawah tanah

-          Memiliki tingkat evapotranspirasi tinggi

-          Mengandung alergen yang buruk bagi kesehatan

 

Terlepas dari segala dampak negatif yang dapat ditimbulkan oleh pohon pinus, bukan berarti tidak dapat diatasi atau ditanggulangi dengan baik. Pada wilayah yang mengalami penggundulan hutan akibat penebangan liar dan ilegal logging, pinus dapat ditanam dengan tujuan memperbaiki wilayah lahan kritis tersebut.

 

Pelestarian Hutan Pinus


Berbagai sisi positif maupun negatif dari pohon pinus telah kita ketahui, tentu keberadaannya harus terus dilestarikan. Beberapa daerah di Indonesia telah mengembangkan pelestarian pohon pinus dengan cara membuka bisnis wisata hutan pinus.

Keuntungan yang diperoleh dari hasil penjualan tiket wisata digunakan kembali untuk membantu pekerja dan warga sekitar menjaga kelestarian hutan pinus.

Cara ini dinilai sangat efektif, karena selain bertujuan untuk menjaga kelestarian pohon pinus juga dapat membuka lapangan pekerjaan yang membantu perekonomian warga sekitar. Oleh karena itu,manfaat yang diperoleh dari pohon pinus bukan hanya sekedar produk olahannya saja namun dari pohon pinus dan lingkungannya sendiri


  Bimbingan Teknis Penandaan Batas Areal Persetujuan Pengelolaan Perhutanan Sosial Di susun oleh : Mukayin, S.P. Dalam rangka Penin...